Kamis, 10 Mei 2012

Menjadi Pasangan Yang Sejati

,
Ada orang bilang, waktu pacaran tolong buka mata besar-besar, setelah menikah harap tutup sebelah mata, apa artinya kalimat ini? Artinya sewaktu pacaran, masih ada kesempatan mengganti pacar seandainya tidak cocok, namun apabila seteleh menikah, yang tidak cocok itu harus mau tidak mau di cocokkan, salah sendiri karena tidak memilih dengan jeli dan agama tidak mengenal perceraian.


Pasangan pernikahan yang serasi itu tidak berarti di dalam rumah tangganya bebas dari pertengkaran. justru ada orang bilang pertengkaran itu merupakan bumbu di dalam keluarga, asalkan tidak ringan tangan, artinya tidak memakai pukul memukul. Itulah sebabnya di perlukan hikmat untuk menempatkan pertengkaran itu pada situasi dan kondisi yang tepat. Apabila suami isteri bertengkar harus di perhatikan fokus dan konteks persoalannya, jangan mencampuri hal-hal yang di luar konteks, jadi konsisten pada topiknya Misalnya kalau yang di permasalahkan adalah maslah A,jangan mengungkit-ungkit masalah B, apalagi masalah B itu sudah terjadi tiga bulan yang lalu, itu artinya di luar konteks.

Kadang hanya karena komunikasi yang mendeg, salah pengertian, cemburu buta, telah menciptakan reaksi yang menggemparkan, hal semacam ini harus di waspadai oleh keluarga-keluarga. Saya coba menawarkan sebuah akronim untuk menggambarkan tentang cinta kasih seorang cowok terhadap cewek dan sebaliknya.

1.F = Faith (Iman).
2.I = Inisiatif.
3.R = Relationship (Hubungan.
4.S = Sharing (Berbagi).
5.T = Talking (Pembicaraan).

( F ) = Faith (Iman)
Jurus ini mau tidak mau di keluarkan juga, soalnya kalau seseorang asal comot mencari pacar, cukup sulit juga nantinya. Orang yang pacaran itu bukan suatu kegiatan mainan, sebab risikonya cukup besar, buktinya ada yang stress, depresi berat dan bunuh diri gara-gara pacaran. Nah, pilihlah yang beriman, artinya yang takut akan Allah. Seorang yang memiliki pacar yang takut Allah bakal aman, sebab ia bakal di percaya walaupun berpisah lama. Namun bukan itu tujuannya, yang paling penting kalau imannya sungguh-sungguh pada Allah, maka segala persoalan hidupnya bakal ada jalan keluar, walaupun prosesnya tidak lancar.

( I ) =Inisiatif
Inisiatif itu penting, sebab mereka yang berpacaran tidak sedang berpacaran dengan patung, yang di hadapi adalah manusia yang hidup memiliki akal pikiran dan perasaan. Yang di maksud dengan inisiatif di sini adalah satu dengan pasangannya senantiasa berusaha menjadi yang terbaik bagi pasangannya. Tidak memerlukan aba-aba atau keluhan, setiap kebutuhan yang di perlukan oleh pasangannya sudah di pantau jauh-jauh hari dan selalu berusaha untuk membantunya memperlengkapi dan mencukupi apa yang di butuhkan. Bayangkan saja kalau si cowok dan cewek saling memperhatikan, pastilah tidak ada tempat untuk menerima perhatian dari luar. Namun seandainya satu dengan yang lain tanpa inisiatif sama sekali, tentunya mereka bakal mendapat perhatian dari yang lain, inilah yang sering kali menjadi penyebab tersayatnya cinta kasih itu, yang paling penting adalah kalau ada kekeliruan harus di jelaskan dari hati-kehati, bukan dengan kemarahan yang tidak terkontrol.

Pada zaman dinasti T'ang ; tersebutlah seorang pemuda yang bernama Wang III. Ia merupakan seorang pemuda desa yang bodoh. Suatu hari istrinya menyuruh Wang III membeli sebuah sisir. Karena takut sang suami lupa maka ia menunjuk bulan yang berbentuk sabit di langit dan berkata "belikan aku sebuah sisir, tetapi bentuknya harus sama seperti bulan itu.

"Beberapa hari kemudian, tibalah bulan purnama. Wang III ingat kembali apa yang di pesan sang istri. Maka iapun pergi membeli sebuah cermin yang berbentuk bulat sesuai dengan bentuk bulan.

Ketika sang istri melihat cermin itu, betapa kagetnya dia dan cemburu, lalu ia berlari pulang ke rumah orang tuanya dan berkata "Suami saya rupanya sudah main serong dengan seorang perempuan lain." Sang ibu mertua melihat ke cermin dan sambil mengeluh kemudian berkata " Seharusnya ia memilih seorang wanita yang muda ! Mengapa ia mengambil perempuan yang tua dan jelek ini ?"

Ketika seseorang merasa pasangan anda kurang berinisiatif untuk memperhatikannya, bahkan sekarang perhatiannya ditujukan pada orang lain, maka perlu di selesaikan dari hati-ke hati, tidak seperti cerita di atas yang cara penyelesaiannya dengan membabi buta.

( R ) = Relationship (Hubungan)
Menjalin hubungan termasuk yang sangat penting juga dalam pacaran, sebab melalui relasi ini, satu dengan yang lain dapat saling mengenal lebih dalam lagi. Agak sulit kalau pada jaman dulu orang berpacaran dengan jarak jauh, selain jaraknya jauh, mereka juga tidak ada terjalin hubungan. Jadi boleh di bilang satu dengan yang lain tidak saling kenal. Nah, yang saling kenal ini kemudian bakal menikah, dan mereka hidup di dalam satu atap. Latar belakang keluarga, pendidikan, karakter, sifat dan sebagainya semua beda, maka tidak heran kalau ada perang dunia.

( S ) = Sharing (Berbagi)
Yang namanya berbagi menuntut sikap memberikan diri dan juga mendengarkan pasangan anda, tatkala menjalani hidup bersama semestinya kita peka terhadap pasangan tersebut. Selain itu juga penuh pengertian memahami orang lain. Pada waktu berpacaran yang kita temukan adalah segala kebaikan, namun apabila sudah menikah keburukan itu muncul. Mulai dari yang negatif, ketidak rapian, kurang tertib, jorok dan sebagainya. Itu sebabnya ada orang mengatakan kepada kita apabila belum nikah bukalah mata lebar-lebar, namun setelah menikah mesti tutup sebelah mata.

Berbagi juga berarti saling menanggung kesulitan atau persoalan, sehingga tercipta adanya saling pengertian. Kita yang berasal dari keluarga, latar belakang yang berbeda, tradisi yang tidak sama, apabila hendak di persatukan tentu menimbulkan berbagai kesulitan, untuk itu di butuhkan saling pengertian, dan saling mengalah,sungguh indahnya pacaran yang demikian.

( T ) = Talking (Pembicaraan)
Saling berkomunikasi sangat penting di dalam hubungan suami isteri. Kehidupan di dunia yang begitu keras yang mengharuskan suami-isteri bekerja, sering kali kita kehilangan komunikasi. Sewaktu berpacaran mungkin berkomunikasi via telpon berjam-jam tidak masalah, surat menyurat sampai panjang lebar dan segudang, namun setelah menikah hal itu tidak kita lakukan lagi. Komunikasi dipentingkan selain menjaga kita agar tetap dekat, kita juga akan tetap memperhatikan satu dengan yang lain.

Kegagalan di dalam komunikasi di tandai dengan seringnya menghindari diri berkomunikasi, misalnya trauma kalau ntar ngomong jadi bertengkar atau menyakiti hati, lalu pacarnya menjadi ngajak nonton, ngajak jalan dan makan-makan. Sehingga akhirnya sudah berpacaran bertahun-tahunpun tidak sanggup mengenal lebih dalam tentang pasangannya. Masalahnya akan menjadi besar takala mereka bermaksud menikah, waktu itu kebobrokan masing-masing baru terbongkar.

Sebenarnya Komunikasi itu tidak harus melalui kata-kata, kadang senyum, gerakan, peragaan dan sebagainya termasuk komunikai. Seorang cewek yang pada waktu cuci piring kedengarannya seperti dibanting, kita tahu dia lagi emosi, nah kalau sadar lagi emosi, maka harus cepat-cepat mengendalikan diri. Pakailah pikiran yang diberikan Allah untuk menguasai emosi kita, jangan terbalik, sehingga emosi yang menguasai pikiran kita.

Seorang suami yang baru selesai bertengkar dengan isterinya memutuskan untuk tidak mau saling menyapa. Pagi-pagi sang suami telah berangkat ke kantor dan sekarang di lakukan tanpa pamit pada isterinya. Malam sehabis makan, ia langsung masuk ke kamar dan tidur, demikian yang di lakukan suami setiap hari. Sementara itu isterinya juga tidak mau menyapa suaminya, baginya yang penting ia sudah menyediakan makanan untuk suaminya, dan itu sudah cukup Suatu malam, karena keesokan harinya, si suami harus berangkat ke kantor lebih pagi, maka ia cepat-cepat pergi tidur. Namun sebelumnya, ia terlebih dahulu menulis di secarik kertas satu kalimat yang berbunyi "Ma, besok pagi jam 05.00 bangunkan saya ya..." Salam Papa. Lalu ia meletakkannya di atas meja dan tertidurlah pulas.

Keesokan paginya, si suami bangun jam 08.00, itu berarti ia terlambat tiga jam. Ia marah sekali, sebab isterinya tidak membangunkan dia. Tetapi ketika ia turun dari tempat tidur, ia melihat secarik kertas, tetapi bukan tulisannya yang kemarin, melainkan tulisan isterinya yang berbunyi "Pa, pa bangun, sekarang sudah jam 05.00, nanti engkau terlambat? Salam Mama. Dari cerita di atas, kita dapat memetik pelajaran bahwa, gengsi, telah berakibat fatal.

Seandainya kita komitmen untuk menjadikan pasangan kita the FIRST, maka satu dengan yang lain tidak perlu saling ngotot, bayangkan saja kalau satu dengan yang lain saling mengalah. Jika anda punya pacar saat ini, yakinkan dia juga mebaca tulisan ini, sehingga adanya keseimbangan, anda tidak hanya mempraktekkanya sendirian, pasangan anda juga mempraktekkannya. Sungguh asyik bukan

0 komentar to “Menjadi Pasangan Yang Sejati”

Posting Komentar

 

jeb.BLOG Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates